Beranda | Artikel
Apa yang Dimaksud dengan Berdoa di Akhir Salat?
Senin, 27 September 2021

Fatwa Syekh Muhammad Ali Farkus

Pertanyaan:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya, “Doa apa yang paling didengar (di-ijabah oleh Allah -pen.)?” Maka beliau bersabda,

جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ، وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ

“Doa di malam terakhir, serta ‘dubur as-shalawat’ (akhir salat-salat) wajib.”

Apakah yang dimaksud dalam hadis ini adalah doa setelah selesai salat (setelah salam) atau sebelumnya? Apabila yang dimaksud adalah sebelum selesai salat (sebelum salam), apakah waktu berdoa tersebut adalah setelah bacaan tasyahud akhir? Mohon pencerahannya. Jazakumullah khairan wa barakallah fiikum.

Jawaban: 

الحمد لله ربِّ العالمين، والصلاة والسلام على مَن أرسله اللهُ رحمةً للعالمين، وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، أمَّا بعد

Ketahuilah bahwa yang dimaksud dengan duburus shalah” adalah waktu yang paling terakhir dari salat atau aktivitas lainnya. Dan hendaknya membedakan antara doa dengan zikir yang ada dalam hadis-hadis yang membahas ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu berdoa di akhir salat sebelum selesai mengakhiri salat (sebelum salam). Maka waktu berdoa yang disyariatkan adalah sebelum salam.

Tidak ada dalil bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa setelah salam di seluruh salat-salat beliau. Demikian juga, tidak ada sahabat-sahabatnya radhiyallahu ‘anhum yang melakukan demikian. Namun, yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setelah salam adalah menghadap ke arah para sahabatnya dan berzikir serta mengajari mereka berzikir setelah salam dan setelah selesai salat.

Dari Ka’ab bin Ujrah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مُعَقِّبَاتٌ لَا يَخِيبُ قَائِلُهُنَّ -أَوْ فَاعِلُهُنَّ- دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ: ثَلَاثٌ وَثَلَاثُونَ تَسْبِيحَةً، وَثَلَاثٌ وَثَلَاثُونَ تَحْمِيدَةً، وَأَرْبَعٌ وَثَلَاثُونَ تَكْبِيرَةً

“Ada beberapa mu’aqqibat (zikir) setelah selesai salat. Tidak akan merugi bagi yang mengucapkan atau melakukannya. Yaitu, bertasbih 33x, bertahmid 33x, dan bertakbir 34x.” (HR. Muslim)

Baca Juga: Beberapa Doa Berlindung dari Wabah dan Penyakit Mengerikan

Maksud dari mu’aqqibat dalam hadis di atas adalah kalimat (zikir -pen.) yang diucapkan setelah salat. Sebab, kata mu’aqqib artinya adalah perkara yang datang setelah perkara sebelumnya. Dan dalam riwayat yang sahih disebutkan bahwa sebelum beliau membalikkan badan untuk menghadap para sahabat, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beristigfar 3x dan mengucapkan,

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

/Alloohumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroom/

“Ya Allah Engkaulah As-Salaam. Keselamatan hanya dari-Mu. Maha Suci Engkau, wahai Zat yang memiliki semua keagungan dan kemuliaan.” (HR. Muslim no. 591)

Sebagaimana hadis sahih dari Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam setiap selesai melaksanakan salat  mengucapkan kalimat,

لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ، وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الجَدِّ مِنْكَ الجَدّ

/laa ilaha illallooh wahdahu laa syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. Alloohumma laa maani’a lima a’thoyta wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu/

Tiada ilah yang berhak disembah selain Allah semata. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Segala pujian dan kerajaan adalah milik Allah. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan (bagi pemiliknya). Dari Engkaulah semua kekayaan dan kemuliaan.” (HR. Bukhari no. 6615 dan Muslim no. 593)

Oleh karenanya, hadis Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu yang berkata,

أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ بِالْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memintaku untuk membaca muawwidzaat (surah al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Naas) setiap selesai salat.” (HR. Abu Dawuud)

Maksud dari hadis ini adalah dibaca setelah selesai melaksanakan salat.

Sedangkan hadis Abi Umamah radhiyallahu ‘anhu yang berkata,

يا رَسُولَ اللهِ أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ؟

Ya Rasulullah! Doa apa yang paling didengar (diijabah Allah -pen.)?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ، وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ

“Doa di malam terakhir, serta dubura as-shalawat (akhir salat-salat) wajib.” (HR. at-Tirmidzi no. 3499)

Maka, doa yang dimaksud di sini adalah dibaca sebelum selesai salat.

والعلم عند الله وآخر دعوانا أن الحمد لله ربّ العالمين وصلى الله على نبينا محمّد وعلى آله وسلّم تسليما

 

Sumber: https://ferkous.com/home/?q=fatwa-262

Baca Juga:

Penerjemah: Fauzan Hidayat, S.STP., MPA


Artikel asli: https://muslim.or.id/69083-apa-yang-dimaksud-dengan-berdoa-di-akhir-salat.html